Saturday, October 9, 2010

Aseng dan Tujuannya

Kami berjalan kepada satu tujuan. Tujuan yang sama seharusnya. Namun, kami berjalan pada jalan kami masing-masing. Entah apa yang membuat kami memiliki jalan yang berbeda. Tapi satu yang pasti, kami menjalani jalan yang telah direncanakan sebelumnya.

Adakalanya kami berjalan beriringan. Namun, adakalanya juga kami berjalan berjauhan. Namun, tetap satu yang kami tuju. Tujuan yang sama seharusnya.

Selagi kami berjalan, Aseng menemui jalan yang dirasanya tidak dapat dilalui. Ia masih berusaha untuk menyusuri jalan tersebut. Dan Ia kembali dapat menyusuri jalan itu. Di lain waktu, Ia sangat merasa yakin dengan jalan yang sedang dilaluinya.

Namun, pada satu kesempatan, Ia merasa sudah tidak dapat menyusuri jalan itu lagi. Ia bingung. Ia panik. Ia tidak punya siapapun untuk ditanyai. Ia takut. Sangat takut sehingga Ia hanya bisa terduduk dan menundukkan kepalanya. Ia menitikkan air mata. Yang ditujukannya kepada sang Pencipta.

No comments:

Post a Comment