Saturday, October 9, 2010

Aseng dan Tujuannya (Part 2)

Aseng mulai berjalan kembali. Mencoba secara perlahan menjalani jalan yang telah direncanakan tersebut. Sesekali gelap menemani. Namun, tak jarang juga sinar matahari menerangi jalan Aseng. Ketika tak kuat menahan sengatan sinar matahari, ia terduduk di atas aspal yang panas. Dan ketika gelap tiba, ia hanya bisa tersungkur di bawah plafon rumah penduduk terdekat.

Aseng kembali berjalan. Berjalan mendekati tujuan yang telah direncanakannya. Semakin dekat Aseng kepada tujuan tersebut, semakin kuatlah sinar matahari yang menyengat tubuhnya. Semakin jauh Aseng dari tujuan, semakin kuat pula gelap yang menemani jalannya.

Aseng kembali bingung. Ia hanya bisa terduduk dan menundukkan kepalanya. Berbagai pertanyaan muncul dalam pikirannya. Apakah yang sedang ia jalani ini? Benarkah jalan yang telah kususuri selama ini? Jika salah, darimanakah aku harus kembali untuk memperbaikinya? Pertanyaan-pertanyaan itu hanya bisa berputar dalam pikiran Aseng tanpa ada jawaban yang pasti. Ia kembali takut. Sangat takut karena ia tidak punya siapapun untuk memberikan jawaban yang benar. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya. Dan untuk kedua kalinya ia menitikkan air mata. Air mata yang ditujukan kepada Khalik Semesta.

No comments:

Post a Comment