Friday, April 2, 2010

Sudah Selesai

Hmm beberapa jam lalu ialah hari Kamis. Yak, untuk sebagian orang yang beragama Kristen Protestan dan Katholik, hari ini kita namakan dengan Kamis Putih. Mengapa dinamakan Kamis Putih? Sebenarnya aku tidak tahu pasti alasannya, tapi yang kuingat dulu sewaktu masih bersekolah di salah satu SD Katholik masing-masing kami disuruh membawa daun palem untuk dikumpulkan. Aku dulu berpikir mungkin untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus, seperti janur kuning yang ada di beberapa pesta adat pernikahan. Dengan kemampuan logikaku yang seharusnya sudah meningkat, aku masih belum mengetahui pasti apakah maknanya Kamis Putih ini. Tapi yang pasti mungkin tetap ada hubungannya dengan menyambut Tuhan Yesus yang pada hari Jumat ini akan menyerahkan diri-Nya kembali kepada Bapa di Sorga. Fyi, hari Jumat esok yang diberi nama Jumat Agung adalah hari dimana Tuhan Yesus akan mati di kayu salib untuk menebus dosa seluruh umat manusia di dunia. Nah, jika dihubungkan dengan ke'putih'an yang dimiliki oleh Kamis ini mungkin inilah hari dimana kita mempersiapkan diri terakhir kalinya untuk esok hari ditebus oleh Juruselamat kita. Kita diminta untuk berkumpul dan berdoa semalam suntuk mengingat penderitaan yang akan dijalankan oleh Dia dan kalau bisa berpuasa selama sebulan sebelum hari Jumat ini tiba. Intinya, hari Kamis Putih ini ialah hari persiapan baik lahiriah maupun batiniah kita agar siap menyongsong hari esok.

Naaah, biasanya hari-hari menjelang kematian Tuhan Yesus itu akan diiringi oleh hadirnya acara (khususnya film) pendukung suasana. Inilah yang terjadi malam tadi, dimana film Passion of The Christ diputar kembali. Memang semenjak film ini boom-ing pada tahun berapa aku lupa, film ini selalu diputar menjelang hari kematian Tuhan Yesus. Pemutaran film ini memang maksudnya baik, dimana si pembuat film atau produsernya ingin mengajak kita untuk melihat dan menyadari bahwa Tuhan Yesus telah rela mati di kayu salib hanya untuk menebus dosa manusia. Apalagi film ini ditayangkan menjelang hari Paskah. Sangat tepat sekali momennya. Maksud baik dari si pembuat dan prosedur film inipun ditanggapi dengan baik pula oleh masyarakat yang menontonnya. Kami (termasuk aku di dalamnya) menjadi tahu bagaimana penderitaan Tuhan Yesus yang adalah seorang Raja rela turun ke dalam dunia hanya untuk menjadi sama menjadi manusia dan juga merelakan diri-Nya untuk mati di kayu salib demi menebus dosa seluruh umat manusia. Ahh kalau dibayangkan bagaimana rasanya menggotong kayu salib itu sendiri ke atas Gunung Golgota, dipaku di tangan serta kaki dan diberi mahkota duri di kepala, menjadi sangat tidak terbayangkan bukan?! Acungan jempol untuk pembuat naskah karena ia bisa menciptakan berbagai macam reaksi masyarakat setelah menonton film ini. Seperti pada malam hari ini ketika aku membuka salah satu situs jejaring sosial dimana hanya menampilkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh si empunya, aku menemukan bahwa timelineku dipenuhi dengan berbagai tulisan mengenai film ini, seperti 'Passion of The Christ - remind me of You, God' 'Betapa hinanya diri ini, tanpa-Mu' 'You are my Savior' dan berbagai komentar lainnya yang membuat aku termenung sesaat. Kemudian, satu pernyataan yang keluar dari otakku ialah, apa gunanya kalau kita cuma mengingat Tuhan sekali tetapi melupakan-Nya sebulan?! Aku teringat slogan rokok yang berbunyi 'talk less, do more'. Slogan ini mengingatkanku kembali pada tulisan-tulisan yang memenuhi timelineku malam ini. Kita tidak perlu mengomentari bagaimana 'pas'nya film Passion of The Christ itu dibuat sehingga membuat kita menjadi terenyuh akan kebaikan Tuhan Yesus pada kita, tetapi HANYA SESAAT! Dimana Tuhan Yesus merelakan diri-Nya berlaku untuk SELAMANYA! Buat apa kawan??!


Aku menjadi seorang yang pathetic ketika membahas mengenai hal ini di dalam otakku. Aku merasa benar-benar hina, karena aku sama seperti mereka yang memenuhi timelineku itu. Aku lebih sering melupakan Engkau dan segala kebaikan-kebaikan yang telah Engkau berikan padaku, sementara aku bersenang-senang dengan duniaku sendiri. Timelineku kemudian diisi lagi dengan salah satu temanku yang berkata, 'setelah menonton film Passion of The Christ, apakah yang harus kita lakukan?'. Pertanyaan ini langsung membuatku tertawa dalam hati. Yes, you've got the point dear! Buat apa kita merenungi 'segudang' dosa kita dalam waktu semalam, tetapi besoknya kita sudah 'liar' lagi. Buat apa kita memuja-muja pengorbanan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus hari ini, tetapi besok kita berkelahi dengan teman bahkan saudara kita di luar sana. Buat apa kita mengaku dosa yang selama ini kita lakukan tetapi esok kita mengulanginya lagi. Aku mengatakan ini bukan bermaksud untuk menyimpulkan bahwa Tuhan Yesus tidak perlu disembah. Tidak perlu dipuji. Tidak perlu diingat. Justru Tuhan Yesus SANGAT RINDU untuk melihat kita menyembah dan memuji Dia, tetapi tidak hanya dalam waktu semalam saja melainkan setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik, bahkan setiap kali kita bernafas Tuhan ingin kita mengingat diri-Nya. Diri-Nya yang adalah seorang raja yang turun ke dunia untuk menjadi sama seperti kita manusia, untuk mati di kayu salib dalam rangka menebus dosa kita. Pengorbanan yang sangat dahsyat menurutku. Tidak ada manusia selain Dia yang dapat melakukan hal tersebut, aku yakin.

Maka dari itu, aku sampai pada pemikiran bahwa Kamis Putih ini ialah waktu yang sangat tepat untuk kita mempersiapkan diri untuk ditebus menjadi manusia baru. Seperti yang dikatakan Tuhan Yesus sebelum Ia menyerahkan diri-Nya kepada Bapa, yaitu 'sudah selesai'. Ya, proses pembersihan diri kita akan segala dosa kita sudah selesai dan kita bisa menjadi manusia baru lagi pada akhirnya.

Selamat menyongsong kebaharuan akan diri kita esok. Semoga Tuhan Yesus boleh diam di hati kita tidak hanya pada malam hari ini saja tetapi hingga selama-lamanya. Amin. Be blessed! :)

No comments:

Post a Comment