Friday, March 5, 2010

Maaf Tuhan saya lelah

Hai bertemu kembali dengan saya! Hehe hari ini, tepatnya malam ini, mau berbagi sedikit mengenai perasaan yang sedang saya alami sekarang ini. Kosong. Bener-bener kosong. Gak pengen ngapa-ngapain sama sekali. Gak pengen ketemu siapa-siapa. Gak pengen ngobrol sama siapapun. Itu semuanya kalau bisa.

Maaf Tuhan, saya mulai meninggalkan pelayanan yang Engkau percayakan kepada saya. Maaf Tuhan, saya telah lalai dalam mengemban tugas pelayanan tersebut. Maaf Tuhan, saya belum siap untuk kembali bekerja di ladang-Mu. Maaf Tuhan, saya lelah..

Saya tahu Tuhan, saya salah. Saya lemah. Saya sangat kecil. Saya tidak mampu dengan semuanya ini. Andaikan suara Tuhan bisa saya dengar, pasti Dia berkata seperti ini: 'Hadeehhh. Masa gini aj lu ga bisa sihhh! -___-' haha
Ironis memang.


Entah apa yang menghantui saya tahun ini. Saya benar-benar tidak bersemangat untuk melakukan pelayanan di rumah-Mu Tuhan, khususnya bersama pemuda-pemudi. The ugly truth: Speechless. Padahal resolusi tahun baru saya di tahun 2010 ini ingin lebih rajin untuk melayani. Tapi ada daya, sayapun tidak tahu apa yang terjadi. Hanya Engkau yang benar-benar tahu akan kondisi yang sedang saya alami sekarang.

Maaf untuk teman-teman yang saya tinggal belakangan ini. Teman-teman yang jarang saya ajak ngobrol. Teman-teman yang jarang saya sapa. Teman-teman yang kalau bisa saya tidak menampakkan muka saya di depan mereka. Saya tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi dengan diri saya.

Seharusnya saya malu, sebagai salah satu orang yang 'dibebankan' untuk memperhatikan kalian, justru saya tidak dapat mengemban tugas tersebut. Saya sangat tidak memperhatikan kalian dengan sebagaimana dan seharusnya. Hingga tulisan ini dibuatpun, saya tidak merasakan semangat yang harusnya ada di dalam hati.

Saya capek. Saya lelah. Saya bosan. Saya muak.

Saya tidak mau berbohong. Saya tidak mau membohongi kalian. Saya tidak suka berada di antara kalian yang semakin lama terlihat semakin 'brutal'. Bukan bermaksud melakukan pembelaan diri. Atau saya yang telah berubah menjadi seorang gadis yang brutal. Bukan juga tidak mau melakukan perbaikan demi kebaikan.

Menurut saya, perbaikan itu harus muncul dari dalam diri sendiri untuk bisa berlanjut kepada sesuatu perubahan yang lebih besar, yakni orang lain. Oleh karena itu, saya putuskan untuk memperbaiki diri saya sendiri terlebih dahulu.

Saya lebih baik menghindari kalian. Tidak bersama kalian. Mungkin untuk waktu yang lama. Cukup. Sebentar. Saya tidak tahu. Entah sampai kapan hingga saya siap kembali. Untuk mengajak teman-teman melakukan perubahan tersebut.

No comments:

Post a Comment